Berita  

Gus Baha: Hindari Omongan Seperti Rugi Ramadan Gak Tarawih Berjamaah di Masjid, Hargai Tukang Ojek, Satpam dan Lainya

Avatar of Jurnal Hukum Indonesia
Gus Baha: Hindari Omongan Seperti Rugi Ramadan Gak Tarawih Berjamaah di Masjid, Hargai Tukang Ojek, Satpam dan Lainya

Surabaya — Jurnal Hukum Indonesia.–

Gus Baha dikenal sebagai ustaz yang moderat. Dia sangat memperhatiakan masalah relevansi dan kondisi umat Islam dalam beribadah.

Salah satu pendapatnya yang menarik dan moderat adalah soal salat tarawih berjamah di masjid, ia menyoroti masyarakat yang lain yang tidak bisa menjalankan ibadah itu secara berjamaah di masjid.

Gus Baha meminta, jangan terlalu membesar-besarkan hal yang berpotensi membuat orang biasa jadi susah menjalankan syariat Islam.

Gus Baha minta, agar orang menghindari omongan seperti, rugi Ramadan gak tarawih berjamaah di Masjid. Menurutnya, hal seperti itu memperlihatkan, tidak mengargai yukang ojek, satpam dan lainya

“Hindarilah omongan seperti misalnya saat bulan Ramadan: seperti pernyataan, Rugi, Ramadan hanya setahun sekali kok gak salat tarawih di masjid berjama’ah.”

BACA JUGA :  Kuasa hukum korban penelantaran: kliennya sangat berharap keadilan terwujud di Bangkalan

Menurut Gus Baha, hal seperti menunjukkan sikap tak menghargai perasaan orang. Sebab, tidak semua umat Islam bisa menjalankan tarawih berjamaah, karena terkendala oleh kegiatan mencari nafkah sehari-hari, yang tidak bisa ditinggalkan. Mereka ingin tarawih, tapi tidak bisa meninggalkan pekerjaan.

“Di luar sana itu, ada satpam, penjaga toko, tukang ojek, tukang parkir, dan banyak pekerja di malam hari yang mungkin menangis di dalam hati. Mereka juga ingin tarawih, tapi apa daya mereka sedang bekerja,” ujarnya.

“Tarawih itu sunah. Sementara mencari nafkah itu wajib. Menghindari diri dari kemiskinan secara ekonomi supaya tidak menjadi beban orang lain, itu hal yang utama”.

Ia menuturkan, dalam riwayat jelas sekali, Kanjeng Nabi itu sangat mencintai sholat tarawih, tapi beliau sengaja meninggalkannya setelah beberapa hari sholat, supaya tarawih tidak dianggap sebagai ibadah wajib.

BACA JUGA :  Kompak Polisi di Bojonegoro Bersama TNI dan Satpol PP Perbaiki Rumah Warga Akibat Angin Puting Beliung

Bahkan dalam hal salat wajib, Gus Baha mewanti-wanti agar imam salat jangan terlalu lama membaca bacaan salat.

Kanjeng Nabi itu sangat suka salat. Suatu saat ketika Kanjeng Nabi mengimami salat, beliau mendengar bayi menangis. Kanjeng Nabi memutuskan untuk mempercepat sholatnya. Khawatir ibu dari bayi yang jadi makmumnya.

Gus Baha juga pernah disowani oleh kiai yang mengeluh karena jama’ahnya tak bertambah.
Sambil tertawa Gus Baha menjawab, “Loh Jangan-jangan orang yang tidak datang sudah hebat.”
“loh Kok bisa, Gus..?”

BACA JUGA :  Polrestabes Surabaya Bersama IPSI Gelar Deklarasi Wani Jogo Suroboyo

“Kamu kan mengajarkan supaya orang berbuat baik kepada keluarganya. Mungkin orang yang tidak mengaji itu sedang mempraktekkan ajaran itu. Dia mungkin sedang makan Bakso dengan keluarganya.

“Kamu kan mengajarkan supaya orang mencari nafkah yang halal. Nah, orang yang tidak datang itu mungkin sedang bekerja mencari nafkah yang halal untuk kehidupan keluarganya.”
Kiai itu terdiam. “Masak sih, Gus..?”

“Loh kamu itu dikasih tahu kok gak percaya. Makanya, jadi kiai itu yang bijak”.

Tinggalkan Balasan