Bangkalan, Jurnal Hukum Indonesia.–
Pemuda kelahiran 7 Mei 2001 Salman Alrosyid namanya, ternyata mimiliki hobi unik dan langka. Jarang ditemukan di kalangan pemuda seusianya. Setidaknya di lingkup tanah kelahiranya, Kabupaten Bangkalan, Madura.
Lalu apa hobi Salman (22) yang bisa dikatagorikan amat spesifik itu ?. Fokus pada salah satu cabang olahraga (cabor) atau senikah ?. Ternyata tidak. Juga tidak sebagai pemerhati tatanan tradisi dan budaya khas Madura.
Ternyata hobi sosok pria alumni SMAN 2 Bangkalan tahun 2021 itu mengarah pada Nurmismatika. Yakni gemar berpetualang mengoleksi ragam jenis mata uang hampir semua negara di dunia. Termasuk mata uang yang digunakan jauh sebelum dan paska Indonesia meredeka.
” Saya mulai gemar mencari dan mengoleksi ragam jenis uang sejak duduk di kelas1 SDN Demangan 2 Bangkalan. Yaahh…sejak sekitar tahun 2008 lalu,” kata Salman, Jumat (19/5) kemarin.
Kini hobi mengoleksi ragam jenis mata uang antar negara di 5 penjuru benua itu sudah bergulir 15 tahun lamanya. Selama itu fokus kegemaran sosok pemuda yang satu ini tak pernah brpaling arah.
Lalu hasilnya ? Luar biasa. Saat ini Salman sudah mampu menjaring dan mengoleksi sedikitnya 2300 jenis mata uang kertas dan koin dari 156 negara di dunia.” Termasuk mata uang yang digunankan di Indonesia jauh sebelum dan sesudah Indonesia merdeka,” ungkap Salman
Ketekunan Salman untuk tetap setia menggeluti hobi Nurmismatika-nya, tanpa diduga, mulai menuai prestasi. Tepatnya 15 September 2019 lalu, Salman mulai meggaet prestasi skala nasional. Dia dinobatkan Lembaga Prestasi Indonesia sebagai figur kolektor pemecah rekor nasional dalam mengoleksi ragam jenis mata uang yang digunakan 156 negara di 5 penjuru benua.
” Ketika prestasi itu saya capai, saya sudah mengoleksi 2.300 jenis mata uang kuno yang digunakan oleh 156 negara di dunia. Rinciannya terdiri dari 1000 lembar uang kertas dan 1.300 jenis uang koin,” tutur Salman, sumringah.
Torehan prestasi prestisius ini, rupanya memantik muculnya ide dan gagsan baru. Salman berencana membangun museum mini untuk memajang ribuan jenis mata uang dunia yang dikoleksinya.
Bagusnya, ide kreatif ini diproyeksikan agar musium ini bisa memopsisikan diri sebagai salah satu destinasi wisata minat khusus di Kabupaten Bangkalan.” Juga saya niati sebagai sumber belajar tentang sejarah peredaran mata uang di dunia dari masa ke masa bagi masyarakat. Khususnya bagi komunitas adik adik pelajar,” randas Salman.
Syukurlah ide simpatik inipun terealisikan. Berkat dukungan kelurga, gedung museum mini mata uang dunia besutan Saman tuntas dibangun di Jalan KH Moh Kholil Gang IX Nomor 36, Kelurahan Demangan, Kecamatan Bangkalan Kota.
“Gedung ini saya resmikan 2 Januari 2021 lalu, ketika saya masih bersekolah di SMAN 2 Bangkalan. Namanya Meseum Uang Perusnia dan terbuka untuk umum,” ungkap Salman.
Dua tahun setelah berdiri, kberadaan Museum Uang Perusnia kelolaan pemuda kreatif itu mulai menuai popolaritas cukup signifikan. Terlebih setelah disosialisasikan melalalui jagad medsos.” Alhamdulillah, museum yang saya kelola bersama adik saya Abdul Rohman Maulidi mulai dapat respon positif dari masyarakat,” tutur Salman.
Terutama pada hari libur, Museum Uang Perusnia mulai kerap dikunjungi berbagai komunitas sosial kemasyarakatan. Ada mayarakat umum, para mahasiswa, serta komunitas pelajar dari lembaga pendidikan setingkat SMA, SMK, SMP dan bahkan siswaSD dan sekolah sederat lainnya.
Keberadaan Museum Uang Perusnia jadi kian bersambut ketika Kementerian Pendidikan memberlakukan Kurikulum Merdeka. Dalam kionteks ini, para siswa di lembaga pendidikan setingkat SD, SMP, SMA, SMK dan sekolah sederajad lainnya, diberi kemerdekaan dan keleluasaan untuk mencari sumber belajar di luar sekolah. Dalam teori pendidikan, metode pebejaran semacam ini dikenal dengan sebutan Denation School. Atau sekolah jalanan.
Imbasnya, Musueum Uang Perusnia besutan Salman, kini jadi kian populer sabagai salah satu jujukan sumber belajar di luar sekolah dengan materi perkembangan sejarah mata uang dunia dari masa ke masa. Termasuk penggunaan mata uang jauh sebelun dan sesudah NKRI Merdeka.
” Terakhir, 13 Mei 2023 lalu, saya dan adik melayani kunjungan puluhan siswa dari SMAN 2 Bangkalan,” pungkas Salman. Sebelumnya, sudaj banyak komunitas pelajar dari sekolah lain yang beranjang sana ke Museum Uang Perusnia.
Akhirnya, bisa dusimpulkan di sini, cita cita Salman untuk menjadikan Museum Uang Perusnia kelolaannya sebagai salah satu destinasi obyek wisata minat khusus dan sumber belajar di belajar di luar sekolah berbadis edukasi sejarah mata uang dunia dari masa ke masa kini tergapai sudah. Selamat buat Salman Alrosyid.