Bangkalan, Jurnal Hukum Indonesia.–
Momen ini menjadi kesempatan bagi keluarga untuk melepas rindu dengan anggota keluarga yang berada di lapas setelah lama tidak bisa bertatap muka karena anjuran prokes covid 19 lalu. Momen ini juga hal penting untuk memberikan semangat dan dukungan kepada anggota keluarganya yang sedang menjalani masa hukuman.
Namun demikian, momen bertemu keluarga di lapas juga memiliki sisi sedih yang tak bisa dihindari mengingat rasa rindu narapidana dan keluarga tidak bisa bertatap muka dan hanya secara virtual saja selama ini. Teringat ketika bersama dan merasakan kenyamanan di luar sana. Namun, karena kesalahan yang telah dilakukan, kini harus terpisah merasakan dan menjalani hukuman di penjara.
Seperti yang dialami oleh Maenah, salah satu keluarga dari desa Mangkon Kecamatan Arosbaya kabupaten Bangkalan, saat mengunjungi putranya di lapas Bangkalan.
Maenah mengaku senang bisa bertatap muka langsung dengan putranya yang menjadi salah satu Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) disana, tadi siang. (Selasa, 9/5).
“Baru pertama ini, karena selama COVID-19 belum ada kunjungan tatap muka, sudah dua tahun sepuluh bulan, tadi kesini sama anak-anak senang bisa ketemu sama saudaranya. Saya datang dari Arosbaya sejak pagi, daftarnya kemarin,” terang Maenah
Maenah juga mengucapkan banyak terimakasih kepada lapas Bangkalan yang telah memberikan kesempatan kepada pihak keluarga sehingga bisa bertatap muka langsung dengan putranya.
“Saya ucapkan banyak terimakasih kepada lapas Bangkalan hari ini saya sangat terharu dan gak bisa menahan tangis karena bisa langsung ketemu anak saya” ucap Maenah sambil mengusap air matanya usai bertemu anaknya dari ruang transit.
Sementara itu Dr. H. Moh Kholifi Aziz GH. M.Pd.I selaku dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Bangkalan yang mendampingi dan sekaligus membantu pihak keluarga Maenah dalam proses tatap muka ini, memberikan apresiasinya kepada pihak Rutan Bangkalan yang telah memfasilitasi keluarga WBP ini bisa terselenggara dengan lancar.
Bahkan pihaknya sanggup untuk lakukan pembinaan kepada WBP Bangkalan bila diperlukan.
“Saya siap memberikan pembinaan serta pencerahan kerohanian kepada warga binaan yang ada di lapas Bangkalan, jika itu saya diperlukan tentunya” kata Kholifi.
Kholifi juga berharap momen saat bertemu keluarga di lapas ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk tidak meremehkan hukum dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Momen ini juga lanjutnya agar kita mengkaji lebih dalam tentang arti kebersamaan, dukungan, dan semangat untuk merubah diri menjadi lebih baik.